Menu Tutup

Inspirasi rahasia sukses dan cara berpikir orang China

mindset china

Rahasia sukses orang China ini berdasarkan pengalaman ketika saya berada negeri sebelah, dan penasaran dengan cara berpikir mereka.

Sudah kaya raya kok masih mau kerja kasar begitu. Sehingga saya kepikiran untuk bertanya langsung kepada beberapa orang China yang sudah saya kenal.

Ada beberapa hal yang membuat saya penasaran, terasa aneh dan tabu ketika kita melihat diri kita sendiri maupun orang orang di negeri sendiri.

Rahasia Sukses dan cara berpikir orang China

Dulu, hampir tiap weekend atau hari libur saya kadang bersama teman teman, kadang juga sendiri pergi main. Walau cuma sekedar minum kopi, sekedar nongkrong di pinggir pantai sampai pagi, atau cuma putar putar kota saja.

Kita sudah punya langganan panggilan buat antar jemput kita. Di sana kita jarang naik bus umum, padahal bus umum di sana adalah busway yang sudah terbilang canggih padahal waktu itu tepat tahun 2000.

Di mana di negeri ini busway belum ada. Saya bilang canggih karena cara bayarnya kita tinggal masukin uang ke tempat khusus yang nantinya akan muncul struk dan uang kembalian secara otomatis. Jadi tidak perlu kondektur yang teriak teriak minta bayaran.

Kembali ke topik, Ya saat itu ada 4 orang langganan kita yang sudah biasa antar jemput kita. Jadi kalau yang satu berhalangan kita bisa panggil orang lain yang kira kira bisa antar jemput kita.

Tidak malas walau sudah kaya

Dari ke empat orang itu semuanya kalau di sini tergolong kalangan menengah ke atas, karena mobilnya bagus, rumahnya bagus bahkan ada yang mobil banyak dan rumahnya juga mewah.

Tarif antar jemput pun terbilang murah dan bisa di atur sesuai kondisi keuangan kita. Intinya tidak ada tarif khusus atau tidak di banderol walaupun sampai seharian atau semalaman. Salah satu hal inilah yang membuat saya penasaran untuk bertanya.

Suatu hari ketika saya dalam perjalanan dan sedang di antar oleh orang China yang rumahnya mewah, dan mobilnya banyak. Saya memberanikan diri untuk bertanya kepadanya yang saat itu sedang menjadi sopir pribadi saya. (pake bahasa sana)

Ambil kesempatan selagi ada berapapun nilainya

"Bos..saya mau tanya kenapa si bos mau aja ngaterin kita kadang seharian, kadang semalaman dan si bos sendiri rela nungguin kita sampe pagi, tiduran di mobil.

Padahal saya bayar ga seberapa, sementara si bos kan orang kaya... rumah mewah,mobil banyak kurang apa lagi? kita cuma bayar kadang 100 kadang 200 itu kan buat bensin aja mungkin kurang?. saya berondong dengan pertanyaan itu sekaligus...

Lalu dia menjawab dengan santai sambil tetap mengemudikan stir mobilnya.

"Ini prinsip kita orang China, kalau orang China tidak ada istilah menolak rejeki selagi ada seberapapun kecil atau besarnya ya kita ambil. Tidak ada kata malas.

Saya pikir mau jawab panjang lebar eh ternyata cuma segitu. Saya renungkan dan pikirkan kalimat itu...ternyata benar juga, point suksesnya adalah jangan malas.

Ini salah satu yang menjadi kunci rahasia sukses orang China. Bagaimana mereka punya dasar pemikiran yang kuat dan di jalani tanpa ada kata malas.

Kemudian ia bercerita banyak tentang pengalaman hidup, keluarga dan lain lain sampe dia menjadi orang sukses.

Kata orang kita, "hari ini ada rejeki nomplok nih dapat 3 kali lipat dari biasanya, besok sehari libur ah nyatai dulu".

Bekerja adalah obat rasa jenuh

Pengalaman lainya, di tempat kerja sendiri kebanyakan ibu ibu China bahkan mungkin dah nenek nenek mungkin usianya diatas 50 atau 60 tahunan. Tapi masih tetap aktif dan rajin bekerja sebagai buruh pabrik.

Ini juga bikin saya heran karena di kita jarang jarang seumuran itu masih aktif di pabrik. Ada seorang di situ yang sering saya bantu kerjaanya,karena saya kasihan.

Orangnya udah tua, berkacamata tebal, sering tampak kesusahan karena bermasalah dengan matanya yang sudah rabun. Saya juga bertanya ke nenek China itu.

"Nenek sudah tua, dah rabun, kok masih kerja jadi buruh pabrik?".kata saya sambil bantu si nenek. Dengan cuek dan santai si nenek menjawab

"Iya daripada di rumah boring" jawab si nenek acuh dan singkat

"Lalu kemana anak cucu nenek? kenapa ga ikut mereka saja" ?.kata saya, maksudnya biar si nenek numpang makan ke anaknya aja biar ga perlu lagi capek capek kerja di pabrik kasihan udah tua.

"Anak cucu ada, cuma kalau di rumah borring aja mau ngapain, kerja kan jadi ada kegiatan biar ga stress, di sini ketemu banyak orang.

Main main lah itung itung pergaulan, saya tabungan juga ada kalaupun saya ga bekerja".jawab si nenek seolah tau apa yang saya pikirkan.

"Oh gitu...lalu kenapa ga bikin usaha sendiri di rumah aja kalau ada tabungan".

"Ah malas... mau usaha apa"tegas si nenek.

Dan berlanjut obrolan obrolan lain kesana kemari, setelah ngobrol panjang lebar, ternyata si nenek ya memang punya anak cucu dekat sekitaran rumahnya.

Nenek ini juga punya tabungan masa tua kalau di kita namanya jamsostek yang nilainya sudah mencapai 200 jt lebih kalau di rupiahkan.

Sengaja belum di ambil karena memang belum membutuhkanya. Kalau di kita jamsostek dan jaminan hari tua beda beda kali ya.( kalau di kita udah di cairkan bahkan udh habis padahal masa tua belum datang he he he)

Kesimpulanya si nenek China ini juga kerja dan kerja walau sudah  punya tabungan yang cukup. Dan tidak ingin membebani anak anaknya selagi masih bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya.

Yang benar benar kaya tidak sok kaya

Cerita lainya masih di tempat saya bekerja, Big boss perusahaan tempat saya bekerja saat itu Mr Cheng namanya.

Mr Cheng ini punya 13 cabang perusahaan di negara tersebut dan 2 di indonesia di daerah Tangerang dan di pulau Bintan.

Saya ketahui soal itu dari istri Mr Cheng sendiri yang merekomendasikan saya bekerja di cabang perusahaanya yang berada di Indonesia setelah masa kontrak kerja saya berakhir di sana.

Penampilan Mr Cheng yang selalu memakai pakaian kantoran, dengan kemeja lengan panjang, celana katun hitam dan sepatu yang mengkilat dan berperawakan tinggi besar.

Istrinya sendiri bisa di bilang ikut bekerja menjadi supervisor pada perusahaanya,walaupun tidak rutin seperti pekerja lain pada umumnya.

Yang saya ingat persis dan bikin malu pada diri sendiri adalah pertama lihat handphone jadul samsung yang besar, yang ada antena sebesar jari telunjuk nempel di pinggangnya.

Sebelumnya saya habis beli handphone terbaru dari nokia seri 8250,yang waktu itu adalah handphone dari nokia terkecil dan terbaru. Harganya 2,5 jt kalau di rupiahkan.. wah mahalkan?

Nah yang bikin malu adalah handphone saya mengalahkan HP nya big Boss perusahaan, sebenarnya bukan cuma saya sih hampir semua teman teman juga.

3 tahun bekerja di sana Mr Cheng tidak kelihata ganti HP padahal kita sudah gonta ganti tiap seri baru keluar. Jadi tambah malu kalau di inget inget...

Kesimpulan

Kesimpulanya adalah Orang China ngga penting masalah gengsi untuk jadi orang sukses, ga penting soal penampilan. Tapi memisahkan mana Prioritas dan mana yang bukan.

Mereka selalu mengambil kesempatan tanpa rasa malas berapapun nilainya. Ini yang menjadi rahasia sukses orang China. Sementara kita, sudah kuli, miskin, gengsi dan penampilan nomor satu.

Sebenarnya masih banyak lagi perbedaan cara berpikir, maupun pelaksanaan  kita dengan mereka (China) untuk menuju jadi orang sukses.

Dan ini adalah cerita pribadi yang nyata pada tahun 2000 yang mudah mudahan bisa menginpirasi kita semua untuk tetap semangat dalam bekerja.

Posted in Inspiratif

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.