Cara mendidik anak yang salah, bisa berakibat fatal di kemudian hari. Siapapun orang tua pasti ingin memiliki anak yang patuh, berbakti dan rajin rajin beribadah. Anak yang cerdas, kelak bisa mengayomi keluarga, menjunjung tinggi martabat keluarga
"Menciptakan" anak yang kelak menjadikan dirinya sesuai harapan memang tampak mudah. Namun terkadang banyak hal yang terlupakan hingga tidak mudah untuk menerapkanya.
Apapun itu kita tetap harus berusaha untuk mendidik anak. Semua itu harus di mulai sejak kecil, sejak dini bahkan sejak masih dalam kandungan. Lalu seperti apa cara mendidik anak yang baik agar kelak hasilnya juga baik
Berikut hal hal penting cara mendidik anak
Sejatinya orang tua bisa meminimalisir sejak dini dengan mendidik anak menggunakan cara cara yang lebih natural. Artinya kita bisa mengajari anak anak kita tentang banyak hal dengan cara yang rasional, cara yang nyata sesuai usia
Pahami perkembangan anak
Semenjak anak di lahirkan, siapapun orang tuanya pasti akan selalu memperhatikan bagaimana perkembangan anak dari hari kehari.
Memahami anak, ini merupakan faktor yang sangat penting. Banyak di antara kita yang luput dari hal ini. Karena kita sebagai orang tua memang benar benar butuh penetrasi yang jauh lebih dalam.
Bukan hanya tentang kesehatan anak, namun perilaku anak sejak kecil bisa menjadi indikator bagaimana kita seharusnya memperlakukan anak.
Di sinilah pentingnya mengajari anak anak kita tentang sesuatu dengan menyesuaikan usia anak. Di mana saat itu si anak sama sekali belum mengerti.
Tetapi jika secara terus menenerus membiasakan diri mengajarkan tentang sesuatu, lambat laun si anak akan mengerti. Tetap ajarkan sesuai porsinya dan hindari sesuatu yang tidak masuk akal
Tanamkan kedisiplinan pada anak
Menerapkan disiplin adalah salah satu cara mendidik anak yang benar. Walau unak usia dini belum mengerti benar atau salah. Anak tidak akan tahu waktu, juga tidak mengerti kedisiplinan.
Membiasakan diri mengajari anak kita tentang ketepatan waktu, secara tidak langsung akan mendidik anak kita soal kedisiplinan.
Membiasakan waktu jam tidur anak, membiasakan waktu dan tempat anak makan, dan selalu menciptakan kebiasaan kebiasaan positif akan berpotensi menjadikan anak nantinya tahu arti kedisiplinan
Arahkan pola pikir pada anak
Membentuk pola pikir anak, adalah hal terpenting sebagai pondasi dasar pemikiran anak kita nantinya. Mengajarkan cara pandang anak terhadap sesuatu, cara anak melihat sesuatu akan membentuk anak mampu berpikir logis.
Hal ini akan membuat anak nantinya lebih cenderung ke arah yang nyata, realistis dan lebih mengerti arti sebuah kejujuran
Cara ini juga akan membentuk anak bersikap maupun berbuat, atau melakukan sesuatu lebih natural dan apa adanya.
Kenalkan agama, moralitas dan akhlak
Saat anak telah cukup umur untuk belajar lebih jauh, arahkan anak nilai nilai baik dan buruk. Nilai nilai tentang salah dan benar, tentang sesuatu yang boleh dan yang tidak
Mengajari tentang nilai kebaikan bisa dilakukan dengan bercerita, memperdengarkan kisah kisah dongeng maupun kejadian kejadian yang mungkin terjadi disekitar kita
Ajari juga anak tentang Agama, tentang kisah dan riwayat dari apa yang tertulis di dalam Al Kitab maupun dengan mengajari membaca Alkitab itu sendiri.
Mengajari dengan sebuah cerita, anak akan lebih menangkap dari inti cerita yang disampaikan. Tanpa di sadari ini akan membentuk moralitas anak sejak dini
Jangan membohongi anak
Banyak orang tua yang salah mendidik anak hingga akhirnya si anak menjadi bandel, kebal dengan perintah orang tua bahkan sampai tidak menggubrisnya.
Salah satunya karena tanpa menyadari orang tua sering berbohong terhadap anak. Sesuatu yang di anggap sepele tetapi bisa berakibat fatal
Ketika anak menangis, rewel ataupun sedang merengek minta sesuatu, tidak sedikit orang tua melakukan kebohongan untuk menenangkan anaknya.
Misalnya dengan mengatakan " jangan menangis nanti ada pak Polisi datang ". atau berlebihan mengatakan sesuatu misalnya " tidak boleh jajan itu, itu beracun "
Membohongi dan mengatakan sesuatu yang tidak semestinya, akan membentuk kurangnya kepercayaan kepada orang tua. Bahkan bisa balik berbohong dan nantinya kebal dengan omongan
Karena seiring tumbuh kembang anak, naluri logis dan daya pikir anak juga berkembang. Si anak akan menyadari bahwa dirinya di bohongi. Akan kan tahu dengan memperhatikan gerak gerik orang tuanya yang natinya anak juga akan menirunya.
Beri kebebasan dalam pengawasan
Sebagai orang tua sebenarnya tidak baik mengatakan " kamu harus begini" atau " kamu harus begitu", "itu tidak boleh" dan lain lain tanpa memberikan penjelasan.
Mengikuti "langkah" anak mungkin lebih baik selama masih tahap wajar menurut usianya. Memberi ruang lebih untuk anak agar lebih leluasa bergerak namun tetap selalu dalam pengawasan.
Selalu memberi penjelasan walau belum mengerti
Saat anak bertindak dan melakukan sesuatu diluar batas wajar usianya orang tua akan tahu perkembanganya jika secara diam diam tetap memantau.
Jika itu terjadi tentunya kita harus bisa menjelaskan hukum sebab akibat dari apak yang di lakukan si anak.
Selalu memberikan penjelasan, pengertian dan akibat dari kesalahan yang dilakukan si anak. Bahkan jika si anak belum mengerti sekalipun
Berikan penjelasan tanpa harus berlebihan namun sewajarnya saja sesuai porsi kesalahan itu dengan semasuk akal mungkin. Anak belum bisa mengerti dan mengucapkan, tapi nalurinya bekerja.
Berikan pengertian, bukan memarahi
Saat anak melakukan sesuatu yang di anggap salah, tidak baik jika orang tua membalas dengan kemarahan. Tapi selalu berikan penjelasan dan pengertian
Memarahi anak akan membentuk jiwa dan karakter anak tersendiri. Bisa nantinya menjadi anak yang penakut, bisa juga akan menjadi anak yang melawan jika terus menerus di marahi.
Belum memahami bukan berarti tidak merasakan. Tetapi anak juga sama dengan kita. Anak bisa merasakan namun belum mampu mengungkapkan.
Mendidik dengan kasih sayang
Ada sebagian orang mendidik anaknya dengan "keras". Artinya membentuk anak dengan kedisiplinan tinggi sejak dini. Karena anak ini berasal dari keluarga Tentara.
Dan ketika dewasa, si anak ini menjadi orang yang berhasil dan berbakti, dengan didikan tersebut. Didikan ini berhasil karena sehari harinya si anak melihat bagaimana orang tuanya yang selalu disiplin dengan segala hal.
Tetapi didikan seperti ini mungkin saja tidak bisa di terpakan oleh kita yang bukan dari keluarga Tentara atau yang tidak biasa terlalu disiplin.
Mungkin kita bisa mendidik anak anak kita dengan cara yang lain. Kelembutan kata, Belaian kasih sayang mungkin bisa di terapkan secara umum untuk membentuk karakter anak yang baik dan menjadi penurut
Tahu waktu
Orang tua harus peka terhadap anak anaknya. Orang tua harus bisa "menjadi apa saja untuk anaknya". Saat anak mengajak bermain, orang tua bisa "menjadi anak" yang mengikuti anak bermain sesuatu.
Saat anak berkata dan membutuhkan sesuatu, respon cepat orang tua untuk memberi sesuatu itu jika memungkinkan. Atau mengatakan sesuatu jangan mengabaikan
Saat anak bercerita tentang sesuatu, orang tua hendaklah bisa menjadi pendengar untuk cerita anaknya. Bila perlu pancing anak agar bisa bercerita lebih panjang lagi untuk melatih kemampuan dan mental anak untuk bersosial bukan hanya kemapuan berbicara saja
Ada beberapa kesalahan orang tua yang sering terjadi di sini. Banyak orang tua yang mentertawakan anak jika anak bercerita terkesan lucu, salah mengucapkan kata, atau hal hal lain. Padahal menurut si anak, dia sedang berbicara serius.
Jika di tertawakan ini akan membuat anak kita Down mental, bisa menjadi pemalu dan lain lain. Lebih baik kita juga menanggapi serius dan membetulkan kesalahan kata pada anak
Jangan juga memplesetkan ke arah gurauan saat anak berkata serius. Nantinya si anak juga akan bercanda dengan omongan kita saat kita serius
Intinya kita harus tahu waktu. Kapan waktu bercanda kapan waktu serius. Saat anak bercanda kita ikut bercanda. Begitu juga saat anak serius kita juga serius dan jangan membelokan ke arah candaan
Ingat yang kita lakukan akan di tiru oleh anak
Secara keseluruhan, apa yang kita lakukan nantinya akan di tiru oleh anak. Jadi kita harus menjaga perilaku kita, omongan kita, dan apapun di mata anak
Artiket Terkait : Ibu Harus Berpendidikan Tinggi? Ini Alasannya
Kesimpulan :
Seorang anak baru lahir, di ibaratkan sebuah sebuah komputer yang masih kosong baru ada hardware (tubuh) dan software (nyawa) dan belum ada aplikasi aplikasi (komponen dan pemikiran untuk melakukan sesuatu)
Jadi mengisi pemikiran anak, membentuk karakter anak di awali dengan bagaimana sikap dan cara kita menangani anak itu sendiri. Ini yang pertama kali akan " terinstal" di pemikiran si anak.
Naluri anak akan terus bekerja dan semakin bisa memahami sesuatu seiring waktu pertumbuhan anak. Jadi kita harus memahami bagaimana apa yang harus di lakukan sesuai porsi menurut usianya
Memberikan dasar pengertian tentang sesatu yang logis, tidak menjanjikan sesuatu yang tak mungkin di tepati, dan bisa menjadi sahabat, kakak, teman bermain sekaligus guru bagi anak kita.